HOSHIZORA~~ 별

Minggu, 07 Juni 2015

Kasus Pelanggaran Kode Etik

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK


Guru Pukul Siswa, DPKS Tuntut Sanksi Tegas

SOLO–Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS) menuntut pemberian sanksi tegas pada guru yang menjadi pelaku penganiayaan. Meski demikian kasus itu harus melalui proses penyelidikan lebih lanjut. Ketua DPKS, Ichwan Dardiri, menjelaskan guru yang berperan sebagai panutan bagi siswa harus mendapatkan sanksi yang berlipat ketika melakukan pelanggaran karena perilakunya berpotensi untuk diikuti siswa.
“Ya harus dapat sanksi tegas kalau sudah masuk ke dalam penganiayaan,” jelasnya ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (18/9/2012). Namun, Ichwan menambahkan, pemberian sanksi itu pun harus melalui beberapa proses, karena ada peraturan dan kode etik yang berkenaan dengan profesi guru.
“Kalau ada kasus dugaan pelanggaran, tidak bisa langsung dibawa ke ranah hukum, tetapi harus dianalisa dulu karena bisa saja itu hanya masuk kepada pelanggaran kode etik,” jelasnya. Untuk pelanggaran kode etik, guru yang bermasalah itu akan ditangani oleh dewan kehormatan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), untuk selanjutnya diberi rekomendasi mengenai sanksi apa yang pantas di dapatkan.
“Harusnya tidak langsung dilaporkan ke polisi, karena harus dilihat dulu seperti apa hasil analisisnya,” paparnya.
Sebelumnya, dugaan penganiayaan guru terhadap siswa terjadi di SMK Kristen 2 Solo. Guru dilaporkan telah menonjok siswa menggunakan tangan kanan dan kiri sebanyak empat kali di kepala bagian depan dan belakang yang mengakibatkan lebam di pelipis kanan.
Mengenai kasus itu, Ichwan menjelaskan perlu ada penyelidikan lebih lanjut karena bisa saja hal itu hanya masuk ke ranah pelanggaran kode etik untuk penegakan disiplin.
“Harus dilihat lagi, karena bisa saja hanya upaya penegakan disiplin, jangan langsung menyimpulkan itu penganiayaan,” tegasnya.

Sumber : http://jogja.solopos.com/baca/2012/09/18/guru-pukul-siswa-dpks-tuntut-sanksi-tegas-330087


Komentar:
Sebagai guru yang tentunya memiliki ilmu kode etik yang sudah dipelajari semasa pembelajaran pada saat di bangku perkuliahan seharusnya bisa jadi pegangan kode etik yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kasus pemukulan terhadap siswa ini seharusnya tidak terjadi jika saja guru yang bersangkutan memegang teguh kode etik. Namun manusia memang tidak bisa lepas dari kesalahan. Semoga saja kasus pemukulan terhadap siswa di Indonesia tidak terjadi lagi.

Minggu, 03 Mei 2015

TUGAS ETIKA PROFESI

Etika Profesi


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.


Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan secara tetap/permanen". Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama suatu tugas khusus.

 
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://muaramasad.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
 
Dari pengertian diatas ada suatu contoh di dunia nyata yaitu pada Ikatan Bankir Indonesia (IBI). File dapat dibaca di IBI (tugas)
 
 
Kesimpulan:
 
 
IBI yang merupakan perkumpulan untuk bankir se-Indonesia sebagai tempat berkumpul dan berbagi sesama bankir. Dalam IBI didapat kerja sama serta hubungan yang baik dimana memiliki satu profesi berkumpul menjadi satu untuk mencapai satu tujuan. Sesama anggota IBI dapat saling bertukar pendapat dan bertukar ilmu. IBI sebagai ikatan yang berskala nasional dan mampu meningkatkan kesejahteraan bankir Indonesia, dan memberikan sertifikasi kepada bankir, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Selasa, 21 Oktober 2014

Tugas Wawancara



WAWANCARA

Nama       : Sugiman
Kelahiran : 9 Maret 1978

Bapak Sugiman memulai usaha berjualan bakso keliling saat ia mulai merantau ke kota Depok. Ia memutuskan berjualan bakso keliling karena peluang meraih untung lumayan. Kali ini saya berkesempatan mewawancarai Pak Sugiman. Berikut adalah inti percakapan saya dengan Bapak Sugiman.

Saya                : Berapa lama Bapak berjualan bakso keliling?
Pak Sugiman   : Ya, kira-kira sudah 10 tahun.
Saya                : Apa alasan Bapak jualan bakso keliling ini?
Pak Sugiman   : Ya dulu kan susah cari kerja, kebetulan saya dulu dikampung pernah bantu-
                           bantu teman bikin bakso jadi ya sudah saya jualan bakso keliling saja.
Saya                : Berapa awal modal Bapak untuk berjualan bakso keliling ini?
Pak Sugiman   : Modal awal untuk gerobak waktu itu kalau tidak salah ya sekitar 500ribuan,
                           terus untuk modal baksonya ya kurang lebih 200ribuan.
Saya                : Dimana saja tempat yang Bapak kunjungi untuk jualan bakso?
Pak Sugiman   : Saya keliling sekitar margonda sini.
Saya                : Biasanya Bapak kapan mulai keliling?
Pak Sugiman   : Setiap hari dari jam 10 pagi sampe habis baksonya.
Saya                : Kira-kira berapa keuntungan per bulannya, Pak?
Pak Sugiman   : Kira-kira sekitar 800.000 ribu sampai 1.000.000 lah ya.
Saya                : Apa ada rencana untuk berhenti keliling dengan membangun tempat makan
                          baso semacam ruko, Pak?
Pak Sugiman   : ya ada sih rencana, cuma belum cukup modal hehehe masih diusahakan.


 


Social Eterpreneurship



SOCIAL ENTERPRENEURSHIP (Kewirausahaan Sosial)

Kewirausahaan Sosial

Kewirausahaan sosial adalah disiplin ilmu yang menggabungkan antara kecerdasan berbisnis, inovasi, dan tekad untuk maju ke depan. Kewirausahaan sosial diharapkan berperan banyak dalam kehidupan masyarakat sekitar lingkungan usaha atau oleh masyarakat luas sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Kewirausahaan sosial bisa menghasilkan produk berupa barang/jasa, ide kreatif yang langsung diimplementasikan sehingga berdampak luas.
Kewirausahaan sosial, ada juga yang mengatakan dengan istilah  social business adalah suatu aktivitas yang tujuan utamanya untuk sosial, yang dikelola dengan pendekatan bisnis. Semua kegiatan bisnis yang ada dalam perusahaan untuk satu  tujuan, yaitu kegiatan sosial, sehingga semua dana yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan sosial wajib dikelola dengan memperhatikan kelangsungan bisnis. Hal ini berbeda jika murni usaha sosial, ketika dana yang diperoleh habis, tak ada kelanjutannya. Sebagai contoh, dana sosial Bill Gates. Konsep di atas sudah banyak diketahui dan tidak seorangpun menyangkalnya.  Namun banyak yang keliru menafsirkan bahwa enterpreneur pastilah orang yang berbisnis atau trampil berdagang.  Sehingga sering diplesetkan bahwa seorang dosen yang mengajar kewirausahaan haruslah yang ’praktek’ berdagang.
Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar.  Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya.
Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat. Kajian mengenai kewirausahaan sosial melibatkan berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan. Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial merupakan hal penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru.
Kewirausahaan sosial lebih menitik beratkan kepada lahirnya bangunan tata nilai sosial, yang dicapai melalui perubahan sosial disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial (Mair and Marty, 2006).    Menurut Martin dan Osberg (2007), perbedaan kewirausahaan individu dan sosial adalah terletak pada mekanismenya.  Mekanisme Kewirausahaan individu adalah mengantisipasi dan mengorganisasikan pasar agar berfungsi menghasilkan produk dan jasa sekaligus profit bagi enterpreneur.   Mekanisme kewirausahaan sosial adalah memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung menjadi lebih berkesempatan untuk mencapai kesejahteraan.  Kewirausahaan sosial memuat tiga komponen:
a. mengidentifikasi sistem/keseimbangan yang menyebabkan kerugian atau berkurangnya kesejahteraan,
b.      mengidentifikasi peluang perbaikan keseimbangan, dengan mengembangkan tata nilai sosial baru untuk mempengaruhi tata nilai yang ada, dan
c.       menyusun keseimbangan baru, untuk mencegah kerugian dan menjamin kesejahteraan masyarakat luas.
Saat ini konsep kewirausahaan sudah jauh maju dan berkembang.  Secara empirik, faktor sosial dan pemerintah ikut mendorong berkembangnya kewirausahaan, sehingga lahirlah konsep kewirausahaan sosial dan pemerintah.

Karakteristik Kewirausahaan Sosial

            Terdapat beberapa pembelajaran tentang kewirausahawan sosial beserta beberapa karakteristik yang dimiliki oleh para pengusaha sosial itu sendiri.  Hal tersebut dapat terlihat dari penelitian mengenai kewirausahaan sosial terbagi menjadi beberapa grup sosial sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Hal ini pada dasarnya terdiri dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam kegiatan usaha yang biasanya berjalan secara rutin. Austin Stevenson dan Wei-Skillern berpendapat bahwa pengusaha sosial dan tradisional berbeda dengan pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Tujuan utama dari pengusaha sosial adalah melayani kebutuhan dasar masyarakat, sementara pengusaha tradisional adalah untuk meraih pasar yang besar kesenjangan dan memperoleh keuntungan, dalam proses bertaraf minimum untuk kepentingan masyarakatnya. Paul C Light mengamati berbagai definisi yang ada pengusaha sosial dan memberikan definisi yang luas yang menganggap bahwa pengusaha sosial adalah individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi. Tapi berupaya secara berkelanjutan melalui ide-ide yang berbeda untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang signifikan. Lynn Barendsen dan Howard Gardeber menjelaskan bahwa Pemimpin yang baru sebagai pemimpin yang sadar akan kewajiban mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang sifatnya positif. Gillian et al. berpendapat bahwa hanya keterampilan saja tidak membuat kewirausahaan dapat dikatakan sebagai seorang pengusaha sosial. Sebaliknya seorang pengusaha sosial juga memerlukan persimpangan virtuousness, kesempatan sosial, pengakuan, dapat menghakimi, bersifat toleransi, dan inovasi. Robert Ronstadt kewirausahaan didefinisikan sebagai proses yang sifatnya dinamis namun dapat menciptakan kekayaan yang sifatnya penting.
Dalam pandangan pengusaha, kekayaan diciptakan oleh orang-orang yang mengambil risiko besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk memberikan nilai dalam beberapa produk atau layanan. Nilai diinfuskan dengan mengamankan dan mengalokasikan keterampilan yang diperlukan dan sumber daya. Sarah H Alvord membuat analisis komparatif dari tujuh kasus kewirausahaan sosial yang secara luas telah diakui sebagai sesuatu yang dianggap sukses. Mereka mengenali perbedaan-perbedaan dalam bentuk tujuh organisasi yang memperkenalkan inovasi. Thomson mendefinisikan pengusaha sosial sebagai orang-orang dengan sikap pengusaha bisnis, tetapi beroperasi di masyarakat. Mereka bertindak lebih sebagai pengasuh dari masyarakat dan bukan sebagai pengusaha yang dengan mudah menghasilkan uang. Gregory Dees mengidentifikasikan pengusaha sosial sebagai pengusaha yang langka. Dia menggambarkan satu set ciri-ciri luar biasa pengusaha sosial dengan menekankan bahwa masyarakat harus mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan kemampuan yang sifatnya unik.

Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur (Borstein, 2006, 1-4)
1.      Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
2.      Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan.
3.      Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu.
4.      Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.
5.      Orang yang memajukan perubahan sistemik : bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan pemahaman.





Sumber :

Pengertian Enterpreneurship



PENGERTIAN ENTERPRENEURSHIP

Enterpreneurship adalah kemampuan dan kemauan nyata seorang individu, yang berasal dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru.[ Wennekers dan Thurik (1999)]. Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun
 cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk  pengadaan produk baru,
 mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."
Jadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah peluang usaha dan bisnis baru. Namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat memberdayakan dirinya untuk kebaikan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya untuk kepentingan dirinya.
            Secara harfiah penggalan kata usaha dalam istilah kewirausahaan itu lebih berkonotasi effort atau upaya, sehingga tidak dapat dikonotasikan sebagai bisnis belaka. Jiwa dan semangat kewirausahaan bukan hanya milik para pengusaha (business-man) saja, melainkan juga milik para profesional dan peran apa saja dalam berbagai fungsi yang berbeda, apakah itu profesi guru/dosen, murid/mahasiswa, dokter, tentara, polisi, dan sebagainya.
            Kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri berawal dari bahasa Prancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantilon (1755).
            Kao (1996) dalam Rambat Lupiyoadi (2004:3), menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses. Yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat seuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
            Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat menarik kesimpulan bawa kewirausahaan merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang yang muncul di pasar kehidupan. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input-output yang lebih produktif dan bermakna.

            Mengapa orang mengambil tantangan menjadi wirausaha/entrepreneur?
1.         opportunity/kesempatan
Kesempatan menjadi entrereneur adalah menjadi Leadership atau kepemimpinan di bisnis yang anda bangun. Kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko.
Selain itu, anda akan mendapatkan kesempatan untuk sukses. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
2.         Profit/keuntungan
Salah satu alasan yang menggiurkan menjadi seseorang entrepreneur  adalah keuntungan yang didapat. Anda bisa menjadi orang terkaya jika bisnis yang dikerjakan sukses. Tentunya dengan harus mempunyai kegigihan untuk usaha lebih keras dan keuletan.
3.         Independence/Kebebasan
Beberapa enterpreneur benar-benar tidak nyaman ketika bekerja untuk orang lain. Salah satu dari yang terbaik menjadi entrepreneur adalah kebebasanuntuk mengejar semangat dan cita-citamu. Saat menjadi entrepreneur anda tidak harus pulang pergi dan memakai pakaian kantoran. Anda bisa membangun suasana pekerjaan anda dengan nyaman jika menjadi entrepreneur.
4.         Challenge/Tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belum mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ? “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausaha?” Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.

Ciri –Ciri Seorang Enterpreneur (Wirausahawan)

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
  • Percaya diri
  • Berorientasikan tugas dan hasil
  • Berani mengambil risiko
  • Kepemimpinan
  • Keorisinilan
  • Berorientasi ke masa depan
  • Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·         Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·         Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·         Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
·         Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.





Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan